Dzun-Nun Al-Mishri memberi wasiat kepada seorang pemuda, “Hai anak
muda! Ambilah senjata celaan bagi dirimu, dan gabungkanlah dengan
menolak kezaliman, maka di Hari Kiamat engkau akan memakai jubah
keselamatan. Tahanlah dirimu dalam taman ketentraman, rasakanlah
pedihnya fardhu-fardhu keimanan, maka engkau akan memperoleh
kenikmatan surgawi. Teguklah cawan kesabaran dan persiapkan ia
untuk kefakiran hingga engkau menjadi orang yang sempurna.”
Lalu pemuda itu bertanya, “Diri mana yang sanggup melakukan itu?”
Dzun-Nun Al-Mishri menjawab, “Diri yang bersabar atas lapar, yang
teringat pada jubah kezaliman, diri yang membeli akhirat dengan dunia
tanpa syarat dan tanpa kecuali, dan diri yang memperisaikan kerisauan,
yang mengiringi kegelapan pada kejelasan.
Diri yang merasa cukup dengan makanan sedikit, menundukkan pasukan
nafsu, dan bersinar dalam kegelapan. Ia bercadarkan kudung berhias,
dan menuju kemuliaan dalam kegelapan. Ia meninggalkan penghidupan.
Inilah diri yang berkhidmat, yang mengetahui hari yang akan datang.
Semua itu dengan taufik Allah yang Mahahidup dan Maha Berdiri
Sendiri.”
---Dikutip dari Al-Washaya li Ibn ‘Arabi---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar