Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh hati itu berkarat. Beningkan ia dengan membaca Al-Quran, mengingat mati, dan menghadiri majelis zikir atau majelis ilmu." (HR. Syihab dan Baihaqi).
Hati itu berkarat. Jika si pemilik hati melakukan apa yang diajarkan Nabi SAW, maka ia akan bening kembali. Jika tidak, hati akan menghitam. Ia menghitam karena memang jauh dari cahaya; ia pekat karena kecintaannya yang berlebih kepada dunia tanpa warak. Karena, jika hati seseorang didominasi oleh cinta dunia, waraknya akan hilang. Ia himpun harta dunia, baik yang halal maupun yang haram. Tak ada lagi upaya memilah-milah antara yang halal dan yang haram dalam mengumpulkan kekayaan. Rasa malunya kepada Allah pun pudar; ia lupa bahwa Allah senantiasa mengawasinya (muraqabah Allah).
Wahai kaumku, ikutilah petunjuk Nabi kalian, Muhammad SAW Beningkan kembali hatimu yang berkarat dengan obat yang telah dijelaskan Rasulullah SAW kepada kalian. Kalau seorang di antara kalian sakit, lalu ia diberi resep oleh dokter, ia tidak akan merasakan nikmatnya hidup (penyakitnya takkan sembuh) sebelum ia meminum obat tersebut. Tanamkan kesadaran bahwa Allah senantiasa mengawasimu dalam khalwah (saat engkau menyendiri) dan jalwah ( bersama dengan orang lain). Jadikan Allah sebagai pusat perhatianmu sehingga seakan-akan engkau melihat-Nya. Bila engkau tak dapat melihat-Nya, ketahuilah bahwa Allah melihatmu. Siapa yang ingat kepada Allah dengan hati, dialah pezikir sejati. Dan siapa yang ingat kepada Allah tidak dengan hati, ia belum pantas disebut pezikir. Lidah itu pelayan dan pengikut hati.
Biasakanlah menyimak wejangan dan nasihat, karena hati yang tidak disirami wejangan dan nasihat akan buta."
--Syekh Abdul Qadir dalam Mawa'izh karya Shalih Ahmad Asy-Syami--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar