"Suatu kali aku berada bersama Syekh Abul-Abbas Al-Mursi r.a. Aku berkata padanya, 'Dalam nafsuku ada sesuatu,'
Syekh menjawab, 'Jika nafsy adalah milikmu, berbuatlah sesuka hatimu. Tapi, itu tak mungkin.'
Lalu, dia melanjutkan, 'Nafsu laksana cermin. Semakin engkau musuhi, ia akan semakin memusuhimu. Karena itu, serahkanlah kepada Tuhannya agar Dia memperlakukan nafsumu sesuai kehendak-Nya. Mungkin kau telah lelah mendidik nafsumu, tapi ia tak juga tunduk dan taat. Seorang Muslim adalah yang menyerahkan nafsunya kepada Allah sesuai dengan firman Allah: 'Allah telah membeli dari orang beriman, nafsu (diri) dan harta mereka untuk dibalas dengan surga.'"(QS At-Taubah: 111)
--Ibnu Atha'illah dalam Taj Al-'Arus
Syekh menjawab, 'Jika nafsy adalah milikmu, berbuatlah sesuka hatimu. Tapi, itu tak mungkin.'
Lalu, dia melanjutkan, 'Nafsu laksana cermin. Semakin engkau musuhi, ia akan semakin memusuhimu. Karena itu, serahkanlah kepada Tuhannya agar Dia memperlakukan nafsumu sesuai kehendak-Nya. Mungkin kau telah lelah mendidik nafsumu, tapi ia tak juga tunduk dan taat. Seorang Muslim adalah yang menyerahkan nafsunya kepada Allah sesuai dengan firman Allah: 'Allah telah membeli dari orang beriman, nafsu (diri) dan harta mereka untuk dibalas dengan surga.'"(QS At-Taubah: 111)
--Ibnu Atha'illah dalam Taj Al-'Arus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar