Kita telah mengalami berjuta kelahiran.
Dari materi yang tak bernyawa.
Kita dengan tanpa sadar berkembang menjadi kesadaran tetumbuhan,
lalu berubah ke dalam kehidupan binatang.
Dan, di tiap perubahan selalu diiringi dengan berbagai kesulitan, lalu bergerak
menjadi makhluk yang memiliki daya fikir dan moral. Kemudian berubah menjadi
makhluk yang dikaruniai kesadaran intuisi yang bisa mengetahui segala yang
ada di balik bukti-bukti indrawi. Jejak-jejak kaki terus membentang hingga ke
pantai. Lalu melampaui jejak itu sirna dalam samudera.
Samudera kesadaran itu luas. Bentuk-bentuk kita mengapung-apung di atas
permukaannya. Seperti sebuah cawan-cawan kosong. Hingga kita menjadi
penuh dengan air. Lalu, kita tenggelam ke dalam dasar samudera.
Apakah kamu ingin tenggelam dalam Tuhan?
Maka selamilah dirimu!
Jangan pernah menyembul ke atas dan ke dalam lagi. Seperti sesuatu yang
mengapung di lautan. Dengan ketakjuban, “Mana yang lebih menyenangkan—di
dasar atau di permukaan?”
Para kekasih yang dekat dengan Kekasihnya adalah laron-laron yang tidak
dapat menghentikan hasrat ketertarikan pada cahaya lilin.
Tak ada yang meyakinkan hingga kamu terbakar. Apakah kamu ingin
mengetahuinya dengan yakin? Jika mau, duduklah di dekat api!
--Jalaluddin Rumi
Diterjemahkan oleh Tasirun Sulaiman dalam buku Kalender Kearifan Sufi:
Renungan Sepanjang Tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar